Jumat, 03 Januari 2014

Negara Merampok!!!

Ini sekedar celoteh, berdasar kehidupan nyata yang telah dilihat, didengar, dan dirasa, bukan berdasar data numerik dan data - data seperti yang disampaikan para ahli.

***

Alih - alih subsidi BBM dikonsumsi oleh masyarakat kelas ekonomi menengah ke atas dan kondisi keuangan negara yang gak bagus, pemerintah lalu mencabut subsidi BBM, sehingga harga BBM pun naik.Kenaikkan harga BBM itu spontan diikuti kenaikan berbagai harga yang bahkan masuk pada komoditas kebutuhan pokok. Seakan sulit untuk mendapatkan beras berkualitas bagus dengan harga Rp.7.000,-/kg seperti sebelumnya. Pemerintah dan koleganya seolah ga 'ngeuh' bahwa masyarakat ekonomi bawah memang tidak mencicipi langsung subsidi BBM itu, wong mereka rata - rata ga punya kendaraan seperti masyarakat ekonomi menengah - atas, tapi mereka merasakan efeknya secara langsung dan benar - benar terasa. Pedagang bakso dengan gerobak dorong misalnya. Dia terpaksa harus mendapatkan keuntungan yang berkurang dari sebelumnya jika mereka tetap menjual baksonya Rp.5.000,- per mangkok. Tapi nyatanya, mereka tetap menjual baksonya Rp.5.000,-/mangkok karena kenaikan harga ternyata tidak mudah diterima pasar. Alhasil, penghasilan bersih merekapun berkurang.

Pedagang kecil semakin sulit dengan kenaikan harga dasar beberapa produk jualan mereka di awal tahun 2014 ini. Ada info yang menyatakan bahwa naiknya harga - harga tersebut dilatarbelakangi oleh nilai Rupiah terhadap Dollar yang rendah dan kenaikan Upah Minimum Karyawan (UMK) yang diawali dari tuntutan karyawan terhadap kesejahteraan karyawan. Pengusaha mengalami kenaikan biaya produksi, sehingga terpaksa menaikkan harga jual produknya. Konon, bagi pengusaha kenaikan 1 Dollar itu sama artinya dengan seratus juta rupiah.Tentang tuntutan kenaikan UMK, bisa saja karyawan salah jika terus menuntut kenaikan UMK, tapi bisa tidak salah jika memang mereka tidak bisa hidup layak dengan penghasilan yang mereka dapatkan, wong kebutuhan pun meningkat, harga naik. Ujung - ujungnya kebijakan pemerintah dan koleganya juga yang berhasil menaikkan nilai kebutuhan hidup warga masyarakatnya.

Menghemat. Sejauh yang saya tahu, banyak program - program pemerintah yang sangat bagus dan brillian seperti Program Sarjana Masuk Desa, Gerakan Kewirausahaan Nasional, Swasembada Daging, dll. Program tersebut sangatlah baik. Tapi, perlu dievaluasi, berapa persen tingkat keberhasilannya. Lucu ketika saya mendapat pernyataan seorang Pembuat Kebijakan itu bahwa ''Barukali ini kami akan mendampingi dan membina mereka yang mendapat dana di program ini. Kami menyadari sebelumnya tidak ada pembinaan'. Saya menangkap, berarti selama ini hanya seolah penghambur-hamburan dana karena tidak dikelola tidak secara profesional. Padahal, mengelola dengan profesional sama dengan upaya menghemat dan menghemat lebih baik daripada menyelamatkan dengan cara membebani rakyat.

Keadilan. Sepertinya juragan - juragan negara RI ini dalam mewujudkan keadilan masih belum cerdas juga. ALih - alih keadilan, maka mereka membuat kebijakan mobil murah. Ada informasi dari seorang pengamat ekonomi bahwa kebijakan mobil murah itu dibuat dengan mengorbankan pajak / penghasilan untuk negara sebesar Rp.25 jt/unit. Bukankah jika Rp.25jt/ unit itu lebih baik untuk mengurangi beban rakyat dengan cara dialihkan untuk subsidi BBM? Info ahli keuangan bahwa mobil murah itu pun hanya bisa diambil oleh mereka yang berpenghasilan minimal Rp.7jt/bulan (jika mereka masih mengingikan hidup cukup). Terus apakah mereka yang berdagang dengan gerobak keliling, tukang gorengan, yang pada jualan di pasar2 tradisional rata-rata berpenghasilan Rp.7jt/bulan? Ironis memang kebijakan ekonomi untuk keadilan ini.

Cukup dong membuat mereka - yang saya kenal - menjerit!!!
Cukup dong membuat mereka semakin berwajah suram atau geram penuh amarah tapi tidak tahu harus marah pada siapa. Wong, nyatanya di layar kaca banyaknya WAKIL PEJABAT TERTENTU dan WAKIL PARTAI, BUKAN WAKIL RAKYAT.
Cukup dong membuat mereka semakin harus mengencangkan ikat pinggang!!!
Jangan kau tambah beban mereka dengan KENAIKAN HARGA GAS 12Kg, harga bahan baku meningkat, harga minuman meningkat!! Terus mereka harus jual dengan harga berapa??? Mereka tahu kondisi pasarnya. Haruskah mereka semakin mengurangi keuntungannya?? Jika begitu, berarti NEGARA TELAH BERHASIL MERAMPOK KEUNTUNGAN MEREKA!!!
Jangan kau tambah beban mereka - kaum gaji kecil dengan semakin sulitnya mereka membagi gaji mereka pada banyaknya kebutuhan yang semuanya semakin tinggi. Jangan sampai ada nilai bahwa NEGARA BERHASIL MERAMPOK PENGHASILAN - GAJI MEREKA!!!

Saya yang Warga Negara Indonesia berharap 'Negara adalah pelindung warganya, payung ketika warganya kena hujan atau panas, bukan lantasjadi PERAMPOK!!!'.
Semoga semua semakin cerdas.
Maaf atas semua salah saya dalam berceloteh ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar